Minggu, 29 Januari 2012

Ketika Pertemanan Meredam Panasnya Knalpot di Kakiku

Written by : Elly Mangunsong





Berhubung masih ada hubungannya dengan CS dan masih cukup segar diingatan, postingan berikut adalah pengalaman saya yang lainnya dengan anggota CS. Kali ini saya sudah cukup mengerti dengan fitur-fitur yang ada di website CS, hampir sama seperti Facebook, di CS juga ada grup yang bisa diikuti oleh anggota CS dari seluru penjuru. Sebagai awal, karena saya tinggal di Jogja saya memilih untuk join di grup Jogja. Setiap ada anggota yang posting sesuatu di grup ini, otomatis akan terkirim ke semua anggota grup.

Hingga suatu saat ada postingan dari Andreas berkebangsaan Jerman yang menanyakan bagaimana untuk mencapai pantai Siung dan mengajak anggota CS yang berminat untuk bersama2 dengan dia kesana dan memanjat tebing disana, plus mencari dimana penyewaan peralatan memanjat. Berhubung saya semasa kuliah cukup akrab dengan kegiatan outdoor semacam ini, saya merespon postingannya. Saya sampaikan kalo saya bisa membantunya untuk meminjamkan peralatan plus kalo mau lokasi panjat yang tidak terlalu jauh dr Jogja bisa mencoba di tebing Parangndog di daerah sekitar pantai Parangtritis. Setelah beberapa kali berbalas pesan, akhirnya kami sepakat untuk bertemu lebih dahulu dan mengajak dia untuk bertemu dengan teman-teman Majestic 55.

Ternyata dia tidak sendiri melainkan bersama dengan 2 orang asing lainnya yaitu Bas dan Pieter dari Belanda dan Bayu yang menjadi host mereka selama di Jogja. Bersama-sama kami menuju kampus dan berkenalan dengan junior2 M55. Selama di kampus, mereka juga menyempatkan diri mencoba papan boulder, not bad juga ternyata mereka (hahaah kaya gw yang bisa manjat aja :P). Setelah janjian untuk perjalanan esok hari, kami melanjutkan dengan makan choco melt di Momento dan ternyata mereka suka sekali (ya iayalah, gw juga suka bgt gt loh makanya gw ajak kesana ihihihih).

dan ini adalah choco melt yang sangat kami sukai itu

Kami menutup malam itu dengan istirahat dirumah masing-masing untuk bekal tenaga besok. karena diperkirakan akan menghabiskan waktu seharian.

Dan yah, keesokan harinya kami (saya, bas, andreas, pieter, teguh dan sangkil) berangkat bersama-sama sekitar jam 8.30pagi menuju Parangndog. Saya berboncengan dengan Bas, Teguh dengan Andreas dan Sangkil dengan Pieter. Saya sungguh menikmati perjalanan menuju ke daerah pantai selatan, Bas yang duduk di boncengan tampak terkagum-kagum dengan pemandangan dikiri-kanan yang serba hijau. Kata Bas "negara kalian sungguh indah". Hingga tiba didekat pantai perjalanan masih lancar dan mulus, menuju Parangndog inilah yang disebut tantangan, jalanan mulai menanjak dan sampai belokan setelah jalan raya, petualangan kami dimulai. Dengan kemiringan mungkin kira-kira 60 derajat kami lalui perlahan mengingat jalanan cukup licin akibat hujan deras yang mengguyur Jogja semalam, untungnya jalan sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan terakhir kali saya kesini beberapa tahun yang lalu. Beberapa tanjakan berhasil kami lewati dengan mesin motor yang terengah-engah namun pas ditanjakan terakhir ternyata motorku menyerah dan Bas harus turun. Ketika saya hendak turun dari motor, karena terlalu semangat mengerem menghindari motor turun, saya tidak sadar kalau menahan motor dengan kaki saya dan ternyata mengenai knalpot. Cukup perih dan panas dan meninggalkan tanda merah hampir sebesar 2 ibu jari saya di kaki kanan bagian dalam. Oh no!


Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan saya menuntun motor hingga sampai di warung, kalo anak2 menyebutnya pos basecamp. Istirahat sejenak, Bas, Andreas dan Pieter mencoba kelapa hijau langsung dari buahnya. Eksotik kali yah menurut mereka heheeh.

Perjalanan menuju tebing panjat harus melewati jalan setapak diantara tebing dan jurang. Kami harus extra hati-hati karena jalan setapak dari tanah masih sangat basah dan licin. Saya sempat terpeleset dan cukup bikin deg-degan, maklum boo udah lama ga jalan-jalan ekstrem begini. Mana jalanannya tidak hanya menurun tapi ada tanjakan juga. Hingga akhirnya tiba ditebing Pancasila tempat panjat akan dilakukan. Sesampainya disana, saya langsung menggelar ponco untuk menaruh barang-barang pribadi kami. Andreas tampak yang paling semnagat, dia langsung mengecek/memperhatikan dengan seksama jalur panjat yang akan dilakukan.

Karena saya belum cukup yakin dengan kemampuan Andreas dan takut terjadi apa-apa, saya meminta bantuan Teguh yang memang sudah cukup faham dengan jalur tebing untuk membuatkan jalur dan memasang tali untuk pengaman selama mereka melakukan panjat. Setelah Andreas mulai memanjat dan dia memang cukup handal karena bisa langsung menuju puncak cukup cepat dan tanpa kendala apapun, dilanjutkan dengan Bas. Mereka sempat berfoto bersama selama berada di puncak. Mereka turun dan dilanjutkan oleh Pieter.

Merasa tertantang, Andreas ingin mencoba jalur yang lain yang lebih sulit. Kali ini Andreas yang membuka jalur dan memasang tali dengan arahan Teguh. setelah beberapa kali mencoba Andreas hanya mampu sampai di pitch terakhir sebelum puncak. Pieter dan Bas termasuk Teguh juga ikut mencoba tapi mereka belum beruntung karena tidak satupun yang berhasil sampai dipuncak. Saya sendiri hari itu hanya jadi penonton dan penggembira saja dan tukang poto, karena saya sama sekali tidak bisa manjat ihihihihhh.

Selama disana, kehadiran tambah ramai setelah junior2 saya menyusul datang di Parangndog. Setelah puas memanjat kami kembali ke basecamp dan munuju landasan gantole untuk melihat pantai selatan dan samudera luas dibelakangnya. Hmm..saya tiba-tiba jadi sedikit haru dan sentimentil (tp ga sampai nangis loh), ternyata sudah cukup lama saya tidak merasakan perjalanan semacam ini, terakahir sejak saya lulus dari perguruan tinggi sekitar 5 tahun yang lalu. Wow, time flies so fast ya! Disana kami juga poto-poto donk, momen yang memang direncanakan hehehe.

Setelahnya seperti bedol desa kami sepakat untuk melanjutkan trip ini dengan mengunjungi pantai sekaligus makan, mengingat kami tidak makan siang hanya makan makanan ringan saja. Langit sore itu sangat merah, sangat menakjubkan. Baru kali itu saya melihat cakrawala sore seperti terbakar api yang sangat panas. Namun sayang, saya tidak sempat mengabadikan momen ini karena terlalu sibuk dengan decak kagum yang tiada henti keluar dari bibir saya.

Sehabis makan bersama yang menurut trio ini sungguh lezat dan sangat murah, kami kembali menuju Jogja. Beberapa orang dari rombongan melanjutkan perjalanan langsung pulang kerumah masing-masing sedangkan saya beberapa teman dan trio ini menghabiskan malam dengan nongkrong bersama di sosrowijayan karena mereka akan melanjutkan perjalanan mereka ke Bromo.

Ah, asyiknya hari ini, teringat masa muda dulu dan rasanya yah jadi kembali muda (kan banyak brondong heheehh)


Trio Andreas, Pieter dan Bas


Teguh dan Andreas, 2-2nya jago panjat


gerombolan bronding :P


narsis dikit boleh donk


ini nih pitch terakhir yang ga bisa digapai. semua yang nyoba manjat, mentok disini


Pieter juga ga mau kalah untuk nyoba tp tetep gagal juga


kakiku kena knalpot makkk!!


jeprat-jepret: handuk dan chalkbag punya Andreas


jeprat-jepret: sepatu panjat vs sepatu jln2

Sumpah, Pertama Kali Tuh Grogi Banget Deh

Written by : Elly Mangunsong




Ceritanya dimulai ketika saya mulai join dikomunitas traveler (couchsurfing.org), saya sangat-sangat baru dengan komunitas. berbekal mimpi akan bisa traveling around the world akhirnya saya mendaftar menjadi anggota, niatnya sih kalo pas lagi keluarnegeri cukup kontak sesama anggota CS dinegara tujuan ntr bisa nebeng gratis deh disana, istilahnya surfing sedangkan si tuanrumah alias host menyediakan couch.

poto bersama Bea dengan gang AFJ di DonqLand
Untuk saat ini berhubung perekonomian saya sendiri sedang morat-marit dan kayanya kalo buat ke luneg kayanya ga cukup (apalagi berandai pergi ke eropa, kayanya cuman cukup buat beli tiket doank heheeh) yah saya sudah cukup senang menjadi host, dapat teman baru dan sukur2 pas saya ke negara mereka saya dijamu dengan baik juga :).

Sekitar akhir bulan Maret kemaren saya menhosting surfer pertama saya namanya Beatriz asal Chile. Mengingat ini pertamakalinya saya menjamu orang asing yang benar2 saya tidak kenal (kalo menjamu orang asing dirumah si udah biasa, cuman mereka memang teman saya dan saya mengenal mereka) hanya sepintas melalui profil yang saya baca dari IDnya di CS, saya cukup gorgi dan juga saya takut melakukan kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan surfer bisa memberi komen negatif di CS saya. Tapi saya berusaha santai dan setelah bertemu dengan Bea dia juga anaknya cukup asyik, dan sangat independen. Dia pergi kemana-mana selama di Jogja sendiri, hanya berbekal Lonely Planet. Waw, saya sungguh amazed!

Saya hanya bisa mengajaknya berkeliling Jogja di malam hari mengingat disiang hari saya harus bekerja tak lupa juga saya mengajaknya nongkrong bersama teman-teman saya di AFJ. Dia cukup menikmati menghabiskan waktu bersama kami dan bisa get along. Dia stay dirumah saya selama 3 hari dan melanjutkan perjalanannya lagi ke Jawa Timur untuk mengunjungi Bromo dari situ akan lanjut ke Bali-Lombok/Rinjani dan Pulau Komodo. Semoga tripnya di Indonesia menyenangkan!